-->
Cahaya Ilmu, Penenang Qolbu

Mecari cahaya dalam cahaya

Kisah Keluarga Baginda Nabi Muhaammad dihari yang Fitri


Gambar Ilustrasi ( Sumber : google.com )
lilinqolbu - Pada saat malam Takbiran, Sayyiduna Ali ibn Abi Thalib terlihat sibuk membagi-bagikan gandum dan kurma bersama istrinya Sayyidah Fathimah Az-Zahra

Sayyiduna  Ali menyiapkan 3 karung gandum dan 2 karung kurma.

Terihat, Sayyiduna Ali memanggul gandum, sementara istrinya Sayyidah Fathimah menuntun Sayyiduna Hasan dan Sayyiduna Husein,Mereka sekeluarga mendatangi kaum fakir miskin utk disantuni.

Esok harinya tiba salat ‘Idul Fitri. Mereka sekeluarga khusyuk mengikuti shalat jama’ah dan mendengarkan khutbah Rosululloh.

Selepas khutbah ‘Ied selesai, keluarga Rosululloh صلى الله عليه وآله وسلم itu pulang ke rumah dg wajah berseri-seri.

Sahabat beliau, Ibnu Rafi’i bermaksud utk mengucapkan selamat ‘Iedul Fitri kpd keluarga putri Rosululloh.Sampai di depan pintu rumah, alangkah tercengang Ibnu Rafi’i melihat apa yg dimakan oleh keluarga Rosululloh itu.

Sayyiduna Ali, Sayyidatuna Fathimah, Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein yg masih balita, saat merayakan ‘Idul Fitri makanannya adalah gandum tanpa mentega, gandum basi yg baunya tercium oleh sahabat Nabi itu.

Seketika Ibnu Rafi’i berucap istighfar, sambil mengusap-usap dadanya seolah ada yg nyeri di sana.

Mata Ibnu Rafi’i berlinang butiran bening, perlahan menetes di pipinya.

Kecamuk dlm dada Ibnu Rafi’i sangat kuat, setengah lari ia pun bergegas menghadap Rosulullh صلى الله عليه وآله وسلم.Tiba di depan Rosululloh beliau terisak menangis, “Ya Rosulalloh, ya Rosulalloh. Putra putri baginda dan cucu baginda,” ujar Ibnu Rafi’i.

“Ada apa wahai sahabatku..?” tanya Rosululloh.

“Tengoklah ke rumah putri baginda, ya Rosulalloh. Tengoklah cucu baginda Hasan dan Husein.”

“Kenapa dan ada apa dg keluargaku..?”

“Tengoklah sendiri oleh baginda, saya tidak kuasa utk mengatakan semuanya.”

Rosululloh pun bergegas menuju rumah Sayyidatuna Fathimah Az-Zahra رضي الله تعالى عنها

Tiba di teras rumah, tawa bahagia mengisi percakapan antara Sayyiduna Ali, Sayyidatuna Fathimah dan kedua anaknya tak ada sedikitpun rasa sedih yg nampak pada diri mereka

Mata Rosululloh pun berlinang butiran mutiara bening menghiasi wajah suci Rosululloh, Air mata Rosululloh berderai melihat kebersahajaan putri beliau bersama keluarganya di hari yg Fitri, di saat semua orang berbahagia, di saat semua orang makan yang enak - enak dan lezat.

Namun keluarga Rosululloh صلى الله عليه وآله وسلم penuh tawa bahagia dg menyantap gandum yangg baunya tercium tak sedap, deng anmakanan yang sudah basi.

“Allahumma fasyhad. Ya Allah saksikanlah di hari ‘Idul Fitri keluargaku makanannya adalah gandum yg sdh basi.

Di hari ‘Idul Fitri keluargaku berbahagia dg makanan yg basi.

Mereka lebih membela dan lebih mengutamakan kaum papa ketimbang diri mereka sendiri.

Ya Allah. Mereka mencintai kaum fuqara dan masakin. Mereka relakan lidah dan perutnya mengecap makanan basi asalkan kaum fakir-miskin bisa memakan makanan yg lezat.Allahumma fasyhad, saksikanlah ya Allah, saksikanlah,” bibir Rosululloh berbisik lembut."
Sayyidatuna Fathimah tersadar kalau di luar pintu rumah, ayahandanya sedang berdiri tegak.

“Ya Abah, ada apa gerangan Abah menangis...?”

Rosululloh tak tahan mendengar pertanyaan itu.

Setengah berlari ia memeluk putri kesayangannya sambil berujar, “Syurga utk kalian Nak..”

سبحان الله العظيم

Demikianlah, menurut Ibnu Rafi’i menceritakan kisah keluarga Rosulullh صلى الله عليه وآله وسلم pada hari ‘Idul Fitri senantiasa menyantap makanan yg basi berbau apek.

Ibnu Rafi’i berkata, “Aku diperintahkan oleh Rosululloh. agar tdk menceritakan tradisi keluarga Beliau setiap ‘Idul Fitri.

Aku pun simpan kisah itu dlm hatiku. Namun, selepas Rasulullah wafat, aku takut dituduh menyembunyikan hadits, maka aku ceritkan agar jadi pelajaran bagi segenap kaum Muslimin.” (Musnad Imam Ahmad, jilid 2, halaman 232).

Ya Rasulullah, begitu mulianya hati baginda bersama keluarga, Siapa gerangan yg tak malu...? Siapa orangnya yang tak kelu dan tak terenyuh membaca kisah ini...?

Kita di hari nan fitri, makanan kita lezat - lezat , mahal - mahal ditambah dg aneka minuman dan baju yang bagus - bagus.

Harus kami apakan diri ini, ya Rasulslloh...?
Kami yg mengaku cinta kepada baginda mentauladani Akhlak Baginda lebih mendahulukan umroh, lebih mengutamakan pesta dan berwisata ketimbang mempedulikan anak - anak yatim dan kaum dhuafa

Ya Rosulalloh, masih pantaskah kami mengaku beriman kepada Allah dan hari kiamat, sementara kami sangat cinta kpd dunia...?

Ya Rosullloh, teteskan kemuliaan jiwa baginda kepada kami, teteskan walau hanya setitik air yg ada di samudera, agar jiwa kami semua tiada tandus dari kasih sayang terhadap nasib anak - anak yatim dan kaum dhuafa.

Ya Rosulalloh, berikan kedermawanan jiwa baginda dan keluarga Baginda kepada kami dan keluarga kami.

Lapangkan dada kami untuk tidak terpukau oleh kemilau dunia, sementara anak - anak yatim dan fakir-miskin menderita.

Luaskan hati kami untuk bisa mencintai kaum papa sebagaimana Baginda dan keluarga Baginda telah memberikan teladan yg begitu sangat mulia.

جزى الله عنا سيدنا محمدا صلى الله عليه وآله وسلم ما هو أهله

Kalau di bulan Ramadhan, sifat - sifat tercela (rakus, kikir, egois, ujub, takabbur) tak mampu kita hilangkan, jangan harap di bulan - bulan lain hati dan perbuatan kita menjadi lebih baik.

Jadikan Ramadhan sebagai bln pendidikan, perbaikan dan peningkatan keimanan serta keyakinan dg janji - janji Allâh yang takkan di ingkari.